Blogger Widgets

Friends


counter

Sunday, August 11, 2013

TRUE STORY - Ghost In Japan : SADAKO

Sadako Sasaki lahir 7 Januari 1943; hidupnya yang singkat berakhir pada 25 Oktober 1955. Ketika ia berusia dua tahun, sebuah bom atom dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang. Sadako tinggal dekat Misasa Bridge di Hiroshima tempat bom dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945. Saat itu dia tak tahu bahwa dirinya telah menjadi korban radiasi pasca pemboman.



Sadako adalah seorang anak yang cerdas, ceria, sangat energik, mungkin istilah yang tepat adalah “pecicilan”, hingga orang tuanya selalu mengingatkan agar ia duduk manis barang sejenak. Sadako sangat suka berlari-larian. Ia sangat menikmati menjadi bagian dari “tim lari estafet” di sekolahnya. Hingga dia tak memberitahu siapapun bahwa dia mulai merasakan pusing saat berlari. Satu saat, ia terjatuh di depan para guru, hingga dipanggillah orang tuanya datang ke sekolah. Tanggal 21 Februari 1955, Sadako mulai masuk rumah sakit. Sadako didiagnosa terjangkit leukemia sebagai dampak bom atom. Ibunya menyebut sebagai “penyakit bom atom” (an atomic bomb disease).



Pada bulan November 1954, tumbuh cacar pada leher dan bagian belakang telinganya. Pada bulan Januari 1955, mulai timbul titik berwarna ungu pada kakinya. Pada tanggal 21 Februari 1955, Sadako harus dirawat di rumah sakit karena dokter mendiagnosa Sadako mengidap Leukemia dan divonis hanya dapat hidup paling lama satu tahun.



Pada tanggal 3 Agustus 1955, seorang sahabat karib Sadako yang bernama Chizuko Hamamoto datang menjenguk Sadako di rumah sakit dengan membawa kertas emas untuk membuat bangau kertas, karena berdasarkan kisah klasik Jepang, jika seseorang membuat seribu bangau kertas, maka permintaannya akan dikabulkan. Cerita yang berkembang menyebutkan bahwa Sadako hanya mampu menyelesaikan 644 bangau kertas sebelum kematiannya, dan sahabatnya meneruskan hingga 1.000 dan menguburkan semua bersama jasad Sadako. Cerita lain dari Hiroshima Peace Memorial Museum menyatakan bahwa pada akhir Agustus 1955, Sadako teleah menyelesaikan 1.000 bangau kertas dan meneruskan untuk membuat lebih banyak lagi.



Sejak saat itu Sadako mulai membuat paper crane untuk meminta kesembuhan bagi dirinya. Untaian bangau kertas digantung di atas tempat tidurnya dengan seutas benang. Meskipun Sadako punya banyak waktu di rumah sakit untuk melipat bangau, ia kehabisan kertas. Dia pun menggunakan medicine wrappings dan apa saja yang bisa ia pungut. Ia berkunjung ke kamar pasien lain untuk meminta kertas bekas bungkus bingkisan pengunjung yang datang mengunjungi pasien. Chizuko juga membawakan kertas untuknya. Sadako berkeinginan melipat 1000 bangau, tetapi sayang, ia hanya sanggup melipat 644 sebelum ajal menjemputnya.



Kondisi Sadako memburuk secara drastis, membuat kedua orang tua dan saudara-saudaranya sedih melihatnya sekarat. Ibunya membuatkan sebuah kimono bercorak bunga sakura supaya dapat dipakainya sebelum ia meninggal. Saat itu Sadako merasa kondisinya membaik sehingga ia dibolehkan pulang selama beberapa hari. Sadako berteman dengan seorang anak laki-laki bernama Kenji, seorang anak yatim, yang juga menderita leukemia tetapi sudah dalam stadium lanjut. Kenji sudah terkena dampak radiasi sejak ia dalam kandungan ibunya. Sadako mencoba memberi Kenji harapan dengan kisah bangau emas (The golden crane story), tetapi Kenji sadar akan kenyataan bahwa waktunya sudah dekat. Ibunya sudah lebih dulu meninggal, dan ia sudah belajar bagaimana cara membaca diagram darahnya (blood charts) dan sudah tahu bahwa ia sudah dalam kondisi sekarat. Saat di rumah Saat di rumah sakit, Sadako menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kematian Kenji, dan dia sangat terpukul. Sadako tahu bahwa gilirannya pun akan segera tiba.



Setelah keluarganya memaksanya untuk makan sesuatu, Sadako meminta teh hijau dan berkomentar “It’s good.” Kalimat itu adalah kalimat terakhirnya. Dikelilingi oleh keluarganya, Sadako meninggal dunia pada tanggal 25 Oktober 1955 pada usia 12 tahun. Teman-temannya menyelesaikan pembuatan bangau kertas sisanya hingga genap terkumpul 1000 bangau dan menguburkannya bersama jasad Sadako.



Sepeninggal Sadako, teman-temannya menerbitkan suatu koleksi surat-surat untuk menggalang dana yang akan digunakan untuk membangun sebuah monumen peringatan bagi Sadako dan semua anak yang meninggal akibat efek bom atom. Pada tahun 1958 sebuah patung Sadako memegang bangau emas berdiri di Hiroshima Peace Memorial Park, bangsa Jepang menyebutnya dengan nama Genbaku Dome. Di kaki patung terdapat sebuah prasasti bertuliskan:
“This is our cry. This is our prayer. Peace on Earth.”
(“Inilah jeritan kami. Inilah Doa kami. Damai lah di bumi”).
Di Seattle Peace Park juga terdapat patung Sadako. Sadako telah menjadi simbol dampak perang nuklir, mengingatkan betapa berbahayanya perang nuklir. Sadako juga menjadi pahlawan untuk gadis-gadis di Jepang. Kisah hidupnya diceritakan di sekolah-sekolah Jepang saat memperingati pemboman Hiroshima. Sebagai dedikasi untuknya, penduduk Jepang merayakan 6 Agustus sebagai National Peace Day.



Kisah Sadako menjadi terkenal pula di kalangan murid sekolah di luar Jepang karena ditulis menjadi sebuah novel. The Day of the Bomb ditulis seorang penulis berkebangsaan Austria Karl Bruckner. Sadako and the Thousand Paper Cranes pertama kali diterbitkan pada tahun 1977 ditulis oleh Eleanor Coerr. Robert Jungk juga menulis Children of the Ashes, di dalamnya ditulis pula kisah Sadako. Setiap tahun, ribuan paper crane dikirim oleh anak-anak dan orang dewasa dari seluruh penjuru dunia ke Hiroshima Peace Memorial Park. Burung bangau merupakan simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik yaitu perdamaian tanpa penderitaan.
 
 

Thursday, August 8, 2013

Tears of Mother and her son......

"Mother love is the fuel that enables a normal human being to do the impossible"

 







Di negara China ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya raya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.
 
Karena hubungan mereka terlalu dekat, akhirmya wanita tersebut hamil diluar nikah. Akhirnya sang pria pun melamarnya.Namun sangat disayangkan, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tersebut, latar belakang si wanita akan merusak reputasi keluarga. Orang tua sang pria telah menjodohkannya dengan seorang wanita terpandang. Namun sang pria tidak mau dan tetap bersikukuh pada keputusannya menikahi sang wanita apapun resikonya.Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang
anak sangat tunduk pada orang tuanya).

 
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujukanak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

 
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tersebut untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan papa dan mama sang pria… Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.
Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tersebut meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tersebut dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tersebut. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit...
 
Mama sang pria kembali memohon kepada wanita tersebut untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Mama sang pria kuatir anaknya akan terus mencarikekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. ‘Walaupun ia kelakbukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua’, kata mama sang pria.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.

 
Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.
Sang wanita yang malang tersebut tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
 

******************
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang mama. Anaknya seorang laki2. Sang mama bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya.

Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang mama tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya…

 Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Wanita tersebut akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang mama hanya mampu membeli obat2 herbal tersebut, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.
 
Ketika di rumah, sang mama menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
 
Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang mama nekad mengambil sekerat daging dari paha nya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain… Darah berhamburan. Sang mama tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat..
 
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang mama tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang mama ………… .
 
*********

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang mamanya… Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu ‘Shi Sang Chi You Mama Hau’ (terjemahannya ‘Di Dunia ini, hanya mama seorang yang baik’).
Sang anak juga sudah sekolah. Sang mama sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.
 
Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa mamanya, agar ia bisa membantu mama nya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
 
 Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun mamanya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan mamanya selama ini. mamanya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.
  Sang anak segera pergi ke toko tersebut, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. ‘Apakah kamu punya uang?’ tanya sang pemilik toko. ‘Tidak sekarang, nanti saya akan punya’, kata sang anak dengan serius..
 
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2.
Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya ‘Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?’. ‘Saya tidak mencuri, kakek…
Hari ini adalah hari ulang tahun mamaku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk mamaku.. Oh iya, jangan beritahu mamaku tentang hal ini. Ia akan marah’ kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tersebut.
 
Seperti biasanya, sang mama pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada mama, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang mama terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya.. Tetapi sang mama tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tersebut. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.  ‘Apakah kamu mencuri, Nak?’ Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin mama mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.
 

Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang mama menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. ‘Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah mama sudah mengajari kamu tentang hal ini?’ kata sang mama. Lalu mama mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun mama sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang mama mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya. Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. ‘Ia sebenarnya anak yang baik’, kata salah satu tetangganya.  Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.
 

Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri wanita itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada mamanya. ‘Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak bolehmenyembunyikan sesuatu dari mamanya’. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun mamanya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan mamanya.
 
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,begitu pula dengan tetangganya. Sang mama segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu.’Maafkan mama, Nak.’
 

*************************************
 
Sementara itu, ternyata papa dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang orangtua sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
 
Ketika sang mama dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang papa dari anak tersebut dan istrinya. Sang pria baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang wanita menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.
 
Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang mama tidak mau mengizinkan.
 
*************
 
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.
Keuangan sang mama sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.
  Sang mama kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang pria, papa dari anak tersebut., karena sang pria lah yang mampu membiayai perawatannya. Maka dengan terpaksa ia menyetujui anaknya di serahkan kepada keluarga pria tersebut. Sang wanita menangis karena ia tidak mempunyai pilihan lain.

Sepulang ke rumah, mama menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama papanya, karena ia hanya ingin dengan sang wanita. ‘Tetapi mama tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak’ kata wanita itu.. ‘Tidak apa2 ma, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat bila bisa bersama2 dengan mama. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk mama. Nanti, mama tidak perlu bekerja lagi, ma’, kata sang anak. Tetapi wanita itu memaksa akan berkunjung ke rumah sang
pria, keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak tampan dan lucu tersebut. Ketika mamanya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan mamanya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama mamanya, sang anak menolak. ‘Saya cuma ingin mama, saya tidak mau mainan itu’, teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang mama berkata ‘Nak, kamu harus dengar nasehat mama. Tinggallah di sini.
Papa, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.’ ‘Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau mama, saya sayang mama, bukankah mama juga sayang saya? Apakah mama sekarang tidak mau saya lagi?’, sang anak mulai menangis dan meronta-ronta.
 
Pada akhirnya, sang mama berkata ‘Ya, Benar, mama sudah tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini’, mamanya segera lari keluar meninggalkan rumah besar tersebut. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.

Di rumah, sang mama kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.


**********

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering bertengkar dengan papa nya, mengenai persoalan mamanya. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari mamanya kemana2, tetapi hasilnya nihil.

Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan pacar nya. Mereka tampak serasi. Saat sedang menyeberag jalan, di sebuah persimpangan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Wanita tersebut terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.

Sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah ‘Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?’

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Mereka berdua saling bertatap muka dan tanpa disadari, sang anak segera menyanyikan lagu ‘Shi Sang Ci You Mama Hau’ dengan suara perlahan. Lalu tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara mamanya yang selalu menyanyikan lagu tersebut saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru ‘Mama??? Ini saya ma,,’.

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, ‘Apakah kamu ??..Kamu anakku....?’ ‘Benar ma, saya adalah anak mama?’.

Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi …………… .

"Shi Sang Ci You Mama Hau 
You ma ti hai ce siang ke pao
Dou cin Mama ti huai pao
Sing fu siang pu liau"

"Didunia ini hanyalah ibu yang terbaik
Anak yang mempunyai ibu seperti mustika
Berada dalam pelukan ibu
Menikmati kebahagiaan tiada akhir " 


E N D

Wednesday, August 7, 2013

Hello!
im Revika. Can call me Vika or Revika. My japanese name is Mieko. Im 18 yo. Was born on January, 1995. Studying at one of University in Jakarta.
This blog i made because im bored on this holiday LOL 
I like everything about Japan and one day i must go there. I will watch Sakura Festival directly hohoho
I love God because only He who never let me go. Then, i have besties (best friend). Her name is Elis (xiaorin).  I call her "Bottom" because there was a freak tragedy LOL . The others are Tennifel , Selia , My friends of senior high school, etc. Now i focuss in my study and work. I have a goal in my live. I wanna be a successfully woman ^ ^
I love sushi, seaweed, SOYJOY and milk(chocolate).

"Everyone can change without exceptions" . It is a quote that never forgotten. There was a sad story of the quote. But.. Its gonna be okay. Let its gone by gone~ ~ kkkkkk

"Dont love TOO MUCH , Dont hope TOO MUCH, Dont trust TOO MUCH because TOO MUCH will hurt you SO MUCH " ;))


-miekoVika-

Tuesday, August 6, 2013

A remorse....

EVER HAS IT BEEN THAT LOVE KNOWS NOT ITS OWN DEPTH UNTIL THE HOUR OF SEPARATION








.........





Kisah cinta sepasang kekasih yang bernama Hansen dan Cindy sangat serasi dan harmonis walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Cindy berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Hansen hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.



Dalam kehidupan mereka berdua, Hansen sangat mencintai Cindy. Hansen telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Cindy dan Cindy kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Setiap burung kertas tersebut berisi harapan Hansen kepada Cindy. Banyak sekali harapan yang telah Hansen ungkapkan kepada Cindy. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi Cindy dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dan sebagainya. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Cindy.



Suatu hari Hansen melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Hansen berkata kepada Cindy:



“Cindy, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “



Saat mendengar Hansen berkata demikian, menangislah Cindy. Ia berkata kepada Hansen:



“Sen, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”



Saat mendengar itu Hansen pun seperti disambar geledek. Ia kemudian marah kepada Cindy. Ia mengatai Cindy wanita matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Hansen meninggalkan Cindy yang menangis seorang diri.



Hansen mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Perkataan Cindy dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam tiga bulan usaha Hansen menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam satu tahun setengah ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang semua orang telah mengenal Hansen, ia adalah bintang kesuksesan.







Beberapa bulan kemudian...





Hansen sedang pulang kerja dengan mobil mewahnya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Hansen pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Cindy.



Hansen mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Hansen membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Cindy.



Hansen sangat terkejut ketika didapati orang tua Cindy memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Cindy dalam makam itu. Hansen pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Cindy untuk menemui orang tua Cindy.



Orang tua Cindy pun berkata kepada Hansen:



”Hansen, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Cindy yang terkena kanker rahim ganas. Kami menemukan sebuah notes kecil di bawah bantal Cindy.”



Orang tua Cindy menyerahkan sebuah buku kecil kuning bermotif bunga kepada Hansen.



Hansen membaca halaman terakhir notes tersebut.



“Hansen, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Andaikan ada cara lain untuk memberitahu semua ini tanpa membuat mu sedih. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Sen, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Sennn……….. “



Setelah membaca itu, menangislah Hansen. Ia telah berprasangka terhadap Cindy  begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Cindy teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Cindy kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Cindy mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Cindy sebagai orang matre tak berperasan. Cindy telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.



END




Daddy, may i buy 1 hour of your time???

....


Seorang Papa pulang dari bekerja pukul 21.00 di suatu malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya. Sesampainya dirumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah. Sepertinya ia sudah menunggu lama.

”Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.

Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.

”Aku menunggu Papa pulang , karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”

”Lho,tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?”

”Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…”

”Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”


Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.


***


Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.

”Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”

”Kamu pintar, sekarang tidur ya..sudah malam!”

Tapi sang anak tidak mau beranjak.

”Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”

”Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur…”

”Tapi papa…”

”Sudah, sekarang tidur…” suara sang Ayah mulai meninggi. Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.

Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang-terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata ”Maafin Papa ya! kenapa kamu minta uang malam-malam begini..besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan kan?….”

”Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”

”Iya..iya..tapi buat apa??” Tanya sang Papa.

"Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. tapi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa…” Sang Papa cuma terdiam.

Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis.. ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..”Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.”Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras…maafkan Papa anakku…” kata sang Papa ditengah suara tangisnya. Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papa…

 

 
<style type='text/css'>
body{cursor: url(&quot;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/pandaloveu.gif&quot;), auto;}
body a:hover{cursor: url(&quot;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/pandaloveu.gif&quot;), auto;}
</style> - See more at: http://tmm999.blogspot.com/2012/05/cara-mengubah-tampilan-kursor-mouse.html#sthash.DpbSRCTb.dpuf
<style type='text/css'>
body{cursor: url(&quot;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/pandaloveu.gif&quot;), auto;}
body a:hover{cursor: url(&quot;http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/pandaloveu.gif&quot;), auto;}
</style> - See more at: http://tmm999.blogspot.com/2012/05/cara-mengubah-tampilan-kursor-mouse.html#sthash.DpbSRCTb.dpuf